Minggu, 05 Agustus 2012


Allah adalah Kasih
 *Felix Brilyandio

            Beberapa bulan yang lalu perhatian kita terarah pada peristiwa jatuhnya pesawat Sukhoi di Pegunungan Salak, Rabu (11/5). Semua orang tercengang dengan peritiwa ini, tidak menyangka, pesawat yang supercanggih, super hebat, super mewah, dan super jet ini mengalami kecelakaan dalam penerbangan pertamanya di Indonesia. Sekitar 50 orang menjadi korban dalam kecelakaan ini.
            Dalam Bacaan-bacaan Kitab Suci selama Masa Paskah kemarin kita seringpula mendengarkan tema-tema mengeni kasih Allah kepada manusia. Misalnya, Bacaan Injil pada Minggu Paskah ke VI kemarin dibuka dengan perikop berikut, "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikian juga Aku telah mengasihi kamu; tinggalah dalam kasih-Ku itu" (Yoh 15:9). Bacaan Injil ini kemudian juga dibacakan pada Hari Senin Paskah ke VI. Lantas, Bacaan-bacaan Injil yang bertemakan mengenai kasih Allah ini apakah masih relevan jika dihadapkan pada tragisnya kecelakaan pesawat Sukhoi, dan bencana-bencana lain yang melanda Bangsa Indonesia akhir-akhir ini? "Jika Allah adalah kasih, mengapa bencana masih saja terus terjadi?" Melihat realita yang ada semacam itu tidak jarang pula orang yang mengatakan bahwa "Allah itu kejam!"
            Saya tertarik denngan permenungan ini. Bagi saya, apa yang dikatakan orang bahwa "Allah itu kejam" hanyalah persepsinya belaka. Pernyataan yang dimunculkan itu timbul dari pikiran manusia, manusia yang tidak sabar dan tidak tahu diri. Marilah kita melihat segala sesuatunya dari kaca mata iman, dan tetap berdasar pada ajaran Injil yang ditulis oleh para saksi Kristus, yang mendapat ilham dari Roh Kudus untuk menuliskan semuanya itu. Inilah kebenaran iman yang patut kita yakini bahwa "Allah adalah kasih" (1Yoh 4:16), karena, "..begitu besar kasih-Nya akan dunia ini.." (Yoh 3:16).
            Tuhan senantiasa mencurahkan rahmat-Nya. Kapan rahmat itu datang dan bekerja dalam diri kita adalah soal waktu. Tuhan menunggu sampai kita benar-benar mampu menerima rahmat itu, dan saat menunggu adalah saat di mana kita dilatih dan diuji untuk itu. Banyak dari kita tidak mampu mengalami kasih Allah atau terhalang oleh sesuatu untuk menjadi yang Tuhan kehendaki. Maka saat di mana kita bisa mengambil makna, nilai, dan pelajaran bersama dari berbagai peristiwa suram yang melanda bangsa kita adalah rahmat dari Tuhan untuk menjadikan hidup kita lebih baik. "Yesus, Engkaulah Tuhan. Walaupun kami tidak mengerti rencana-Mu, kami tetap yakin Engkaulah Tuhan kami!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar